AMAROBITTAQWA – Thibbun nabawi merupakan metode pengobatan yang diajarkan dan dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Hingga kini, pengobatan ini masih digunakan sebagai alternatif dalam praktik kesehatan.
Dalam artikel berjudul “Prophetic Medicine, Islamic Medicine, Traditional Arabic and Islamic Medicine (TAIM): Revisiting Concepts and Definitions”, Asim Abdelmoneim Hussein dari The National Center of Complementary di Arab Saudi menjelaskan bahwa thibbun nabawi, atau Al-Tıb al-Nabaw, mencakup upaya pencegahan dan pengobatan yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.
Asim menambahkan bahwa thibbun nabawi melibatkan berbagai disiplin ilmu dan praktik sehari-hari, yang tersebar dalam banyak hadits serta literatur Islam.
Istilah thibbun nabawi sendiri tidak muncul pada masa Nabi, tetapi baru dikenal pada abad ke-13 melalui Ibnul Qayyim dalam karyanya, Zaadul Ma’ad. Dalam bahasa Arab, kata “thibb” berasal dari akar kata thabba-yathubbu-thabban, yang berarti kemahiran, memperbaiki, atau mengobati. Dari sini, istilah thabbib muncul, yang merujuk pada orang yang melakukan pengobatan atau dokter. Dengan demikian, thibb-an-nabawi secara harfiah berarti pengobatan yang diajarkan oleh Nabi.
Ibnul Qayyim Al-Jawzīyah menjelaskan bahwa thibb mencakup ilmu untuk memahami kondisi tubuh manusia dari sudut pandang kesehatan. Metode pengobatan yang digunakan tidak sama dengan praktik medis modern.
Pengobatan ala Nabi ini bersifat kuratif dan preventif. Contohnya termasuk pentingnya wudhu, tayamum, menjaga kebersihan setelah buang air, puasa, salat, dan praktik-praktik lainnya.
Ibnul Qayyim juga menekankan bahwa keberhasilan thibbun nabawi sangat bergantung pada keyakinan bahwa Allah akan memberikan kesembuhan. Oleh karena itu, pengobatan ini lebih cocok bagi mereka yang memiliki jiwa yang baik, sejalan dengan pengobatan melalui Al-Qur’an.
Dalam banyak literatur, terdapat banyak rekomendasi pengobatan dari Nabi kepada sahabat yang sakit. Beberapa obat yang dianjurkan antara lain habatussauda (jintan hitam), madu, minyak zaitun, kurma, air zam-zam, bawang putih, ismid, dan kam’ah.
Nabi Muhammad juga mengajarkan berbagai metode pengobatan seperti bekam (hijamah), khitan, wudu, dan gurah. Selain itu, rukiah, yaitu pengobatan dengan ayat-ayat Al-Qur’an, juga menjadi bagian dari thibbun nabawi.
Secara umum, Ibnul Qayyim mengklasifikasikan pengobatan ala Rasulullah menjadi tiga jenis: pertama, pengobatan menggunakan obat-obatan alami; kedua, pengobatan dengan petunjuk ilahi; dan ketiga, pengobatan yang menggabungkan kedua pendekatan tersebut. (*)